Rabu, 16 Oktober 2013

tugas IBD 2

Pergeseran Nilai-nilai Budaya di Indonesia

Pendahuluan


     Budaya adalah suatu kebiasaan, perilaku, dan tindakan yang di lakukan oleh masyarakat sehinggga berkembang menjadi gaya hidup sehari-hari. Karakter suatu kelompok atau masyarakatpun dapat di katakan sebagai budaya. Bentuk dan macam-macam sistem budaya dapat terlihat dari agama, adat istiadat, politik, gaya hidup, bahasa, pakaian, bangunan ( seni arsitektur ) bahkan karya seni yang bernilai tinggi setiap negara memiliki budaya dan keunikannya sendiri.


Pergeseran Nilai Seni Tradisional Muli Mekhanai di Lampung Barat


Masyarakat adat Lampung Barat merupakan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai nilai adat budaya dan tradisi, Adat budayanya pun sangat khas. Sampai saat ini masih dapat kita jumpai Upacara – upaca Adat seperti Upacara Adat dalam menyambut Tamu Agung, Pengangkatan Raja, Nyambai Agung dan Pernikahan.


 Diantara bebeberapa Upacara Adat tersebut, yang paling sering kita jumpai adalah Upacara Adat Pernikahan. Dalam hal ini Muda mudi yang dalam bahasa lampung disebut Muli Mekhanai mempunyai peranan sebagai pendukung dan penyemarak kegiatan Upacara Pernikahan tersebut. Terdapat beberapa Tradisi Muli Mekhanai dalam menyemarakkan.Upacara adat Pernikahan ini salah satunya adalah Tari  Selendang/Lempar Selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh Muli Mekhanai yang diringi oleh musik tradisional Gong dan Rebana.


Secara bergantian Muli Mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar Muli Mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan Muli Mekhanai yang sedang menari lalu mereka masing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya.


Namun kini seiring tradisi tersebut berubah dan mengalami pergeseran nilai Tari yang cukup mengkhawatirkan. Tari Selendang yang awalnya adalah tarian selendang yang diikuti alunan musik tradisonal, kini berganti menjadi tak ubahnya sebuah Pesta Dugem, alunan musik tradisonal Gong dan Rebana digantikan menjadi alunan yang mereka sebut dengan House Music dari VCD Player dengan speaker yang disetel sekencang-kencangnya, tarinya pun yang awalnya syarat akan nilai seni tradisional mau tidak mau harus mengikuti alunan House Music tadi, yang masih tersisa hanyalah kain selendang yang fungsinya memang masih sama dengan fungsi awal.


Ironis dan menghawatirkan memang jika melihat fenomena seperti ini terjadi ditengah-tengah masyarakat lampung barat yang masih memegang teguh nilai nilai keluhuran adat budaya.


Globalisasi Dalam Kesenian Tradisional

globalisasi

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa globalisasi merupakan salah satu unsur kuat dan mendasar terhadap terjadinya perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya dan tentunya dalam hal ini kesenian tradisional sebagai salah satu subsistemnya.


Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Kalau dahulu di Lampung Barat misalnya hanya ada alat musik gong dan rebana dan belum ada VCD Player maka sekarang sudah ada VCD Player yang lebih canggih, sehingga alat-alat musik tradisional tadi ditinggalkan dan digantikan dengan alat musik yang lebih canggih dan lebih mudah digunakan, Kondisi yang demikian mau tidak mau berpengaruh terhadap kesenian tradisonal kita, Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.


Sebenarnya perubahan dan pergeseran nilai suatu kebudayaan adalah lumrah adanya, asalkan tidak bergeser terlalu jauh dari sifat dan nilai-nilai aslinya, karena pada dasarnya pun kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karya manusia adalah bergerak secara dinamis. Namun yang terjadi justru berbeda, hampir tidak bisa kita dapati dimana letak nilai-nilai keluhuran budaya pada sebuah pesta Dugem House Music ini.


Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi kesenian tradisional yang merupakan cerminan nilai-nilai masyarakat ini, apakah tetap bersikap konservatif dengan lebih menekankan pada nilai originalitasnya (keaslian) atau lebih global dan memahami dan menerima bahwa kebudayaan memang bergerak terus menerus dan mengalami perubahan seiring berkembangnya zaman terlebih dengan kian derasnya arus globalisasi saat ini. Tentunya cara memandang kesenian tradisional tersebut setiap orang berbeda-beda adanya.


Namun Hendaknya fenomena ini bisa kita jadikan pelajaran dan acuan kita kedepan mengingat tantangan  globalisasi dimasa mendatang akan semakin berat bahkan menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Dan bukan tidak mungkin dimasa mendatang keberadaan dan eksistensi kesenian tradisional dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya modern.


Tantangan  globalisasi ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh sosiolog globalization_1 asal Kenya Simon Kemoni, mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kemoni, dalam proses ini, negara-negara Dunia Ketiga harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam  rangka ini, berbagai bangsa Dunia Ketiga haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.


Jadi, marilah kita renungkan seperti pokok-pokok pikiran yang di kemukakan oleh Naisbitt (1988), yaitu semakin kita menjadi universal, maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi ‘kesukuan’ dan berpikir secara lokal, namun bertindak global. Yang dimaksudkan Naisbitt disini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia Internasional. Dengan demikian, berpikir lokal, bertindak global, seperti yang dikemukakan Naisbitt di atas, dapat diletakkan dan diposisikan pada masalah-masalah kesenian di Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam era globalisasi ini. 




Selasa, 08 Oktober 2013

BAB 1 ILMU BUDAYA DASAR

BAB 1

ILMU BUDAYA DASAR

A.     LATAR BELAKANG

Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm berasal dari bahasa Inggris “ The Humanities “ . Sedangkan istilah Humanities berasal dari bahasa latin “ Humanus “ yang berarti manusia, berbudaya dan halus.
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar yaitu usaha yang dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang  konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengelompokan ilmu dan pengetahuan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1.       Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
Ilmu yang bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta menggunakan metode ilmiah dengan cara :
-      Menetukan hukum yang berlaku
-      Membuat analisis
-      Generalisasi
-      Prediksi
Hasil penelitiannya bisa 100% benar bisa 100% salah.
Contoh ilmu alamiah, yaitu :
·     Astronomi
·     Kimia
·     Fisika
·     Biologi
·     Kedokteran
·     Mekanika

2.       Ilmu-ilmu Sosial ( sosial science )
Ilmu yang bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia dengan menggunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
Hasil penelitian hanya mendekati kebenaran dan tidak mungkin 100% benar, karena keteraturan hubungan manusia tidak dapat berubah dari waktu ke waktu.

Contoh ilmu sosial, yaitu :

·     Ekonomi
·     Sosiologi
·     Politik
·     Demografi
·     Psikologi
·     Antropologi sosial
·     Sosiologi hukum dsb.

3.       Pengetahuan Budaya ( the humanities )
Ilmu yang  bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi dengan menggunakan metode mengungkapkan kejadian-kejadian dan pernyataan-pernyataan yang  unik dan diberi arti biasanya terdapat dalam tulisan-tulisan.

Perbedaan ilmu budaya dasar dengan pengetahuan budaya yaitu : 
No.
Ilmu Budaya Dasar
Pengetahuan Budaya
1.
Dalam Bahasa Inggris disebut dengan basic humanities
Dalam bahasa inggris disebut dengan the humanities.
2.
mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya ( homo humanus )
    
A.  TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

Tujuan utama Ilmu Budaya Dasar yaitu mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan  pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya baik yang berhubungan dengan orang lain dan alam sekitarnya, maupun dengan dirinya sendiri.
Untuk bisa mencapai tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1.       Mempertajam kepekaan mahasiswa terhadap lingkugan budaya
2.       Memperluas pandangan dan mengembangkan daya kritis mahasiswa
3.       Mengusahakan agar mahasiswa calon generasi penerus bangsa serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh kealam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4.       Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog  satu sama lain.

B.     RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Dua masalah pokok yang digunakan sebagai bahan pertimbangan  untuk  menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, yaitu :
1.      Masalah budaya mengenai perubahan sistem nilai budaya
2.      Masalah kemanusiaan mengenai akibat negatif dari perubahan sistem nilai budaya

Dari dua masalah pokok yang dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, nampak dengan jelas bahwa manusia tidak saja sebagai obyek tetapi  sekaligus subyek pengkajian.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
-        Manusia dan cinta kasih,
misalnya dapat didekati dengan menggunakan : karya seni sastra atau filsafat atau seni tari  atau gabungan karya seni sastra, karya seni tari,filsafat dan sebagainya.
  •         Manusia dan keindahan
  •         Manusia dan penderitaan
  •         Manusia dan keadilan
  •         Manusia dan pandangan hidup
  •         Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
  •         Manusia dan kegelisahan

Perwujudan mengenai cinta, misalnya :
  •       Terdapat dalam karya sastra
  •         Tarian
  •         Musik
  •         Filsafat
  •         Lukisan
  •         Patung

Jadi Ilmu Budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Akan tetapi,  Ilmu Budaya dasar hanya mempergunakan karya-karya yang terdapat dalam ilmu pengetahuan budaya dalam mendekati masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.






·        

Kamis, 03 Oktober 2013

Percakapan Bayi dan Tuhan sebelum di Lahirkan ke Dunia

Suatu hari di surga, ada seorang bayi yang siap dilahirkan ke dunia.  
Namun, dia merasa amat bimbang dan memulai bertanya kepada Tuhan.


 


“Tuhan, aku masih kecil dan begitu lemah, mengapa aku harus lahir ke dunia?  Siapakah yang akan melindungiku nantinya?’’ tanya si bayi.

Tuhan pun menjawab, “Dari sekian banyak malaikat-Ku, telah Kupilihkan satu untukmu.  Dia akan merawat dan menjagamu.’’

Si bayi berkata lagi, “Tapi di surga ini, aku bisa bebas bernyanyi dan tersenyum sepanjang hari dan aku sangat bahagia jika boleh berada di sini selamanya.”

Tuhan kembali berkata, “Dia akan menyanyikan lagu untukmu setiap saat dan dia akan membuatmu selalu tersenyum.  Kau akan merasakan cinta dan kasih sayang sepanjang hari dan itu pasti membuatmu bahagia.”

Namun, si bayi bertanya lagi, “Bagaimana aku mengerti bahasa mereka, sedangkan aku tidak pernah tahu bahasa apa yang mereka pakai?”

Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu itu akan membisikkan kata-kata paling indah di telingamu dan akan mendampingimu sepanjang hari. Dengan kasihnya, dia akan mengajarimu berbicara dalam bahasa manusia.”

Si bayi lagi-lagi bertanya, “Bagaimana kalau aku ingin berbicara dengan-Mu?”

Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan dia akan mengajarimu cara berbicara kepada-Ku, yaitu berdoa.’’

Si bayi kembali menyidik, “Tapi, kudengar di bumi banyak orang jahat.  Siapa yang akan melindungiku?”

Tuhan pun menjawab, “Tenang, malaikatku akan terus melindungimu meski harus mempertaruhkan nyawanya.  Bahkan, dia akan melupakan kepentingan pribadinya demi menyelamatkanmu.’’

Entah mengapa, si bayi menjadi sedih, “Tuhan, aku sedih jika tidak bisa melihat-Mu lagi.”

Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan mengajarimu tentang keagungan-Ku dan dia akan mendidikmu agar selalu patuh dan taat kepada-Ku.  Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku.  Walau begitu, Aku akan selalu di dekatmu.’’

Sesaat, keheningan surga menerpa, tetapi suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup.  “Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan siapa nama malaikatku itu.”




Tuhan pun menjawab, “Namanya tidak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan
I B U.. . . .”

( Naskah asli dipublikasikan pada buku “Soulburger: The Taste of Pure Inspiration”, karya Anthony Mohammed Robbins.)